Jumat, 08 Mei 2009

Terdampar di 42nd ADB Annual Meeting



Ga nyangka, waktu buka email UGM hari itu saya menerima undangan dari ADB untuk menghadiri sebuah acara prestisius. Yup, itu dia ADB (Asian Development Bank) Annual Meeting yang diselenggarakan di Bali International Convention Center (BICC), Westin Hotel and Resort, Nusa Dua Bali. Acara ini dihadiri oleh sekitar dua ribu peserta dari 67 negara anggota dengan agenda berupa sidang tahunan, seminar, eksebisi, presentasi negara-negara anggota dan diskusi panel. Tanpa pikir panjang, saya langsung arrange perjalanan ke Bali. Untungnya waktu itu Mandala Airlines sedang berulang tahun ke 40. Ada 40 ribu seat gratis dan saya beruntung mendapatkannya sehingga cost perjalanan bisa ditekan sampai 50%.

Acara ini sebenarnya dimulai tanggal 2 Mei 2009, tapi karena saya harus menghadiri pembekalan KKN yang tidak bermutu itu, mau nggak mau tanggal 2 malam saya baru berangkat ke Bali. Keesokan harinya tanggal 3 pagi saya bergegas ke BICC untuk registrasi. Proses registrasinya berlangsung cepat, hanya perlu menyerahkan nomor ID yang tercantum dalam undangan untuk ditukar dengan sebuah map. Dalam map tersebut telah dicantumkan identitas dan foto kita. Map berisikan schedule of events, handbook dan beberapa kupon untuk mendapatkan fasilitas konferensi. Selain itu saya juga menerima sebuah ID Card.

Dengan ID Card digenggaman, saya menuju pintu masuk BICC. Ada beberapa pemeriksaan ketat yang terkesan lebai di sana. Backpack hitam manis saya digeledah habis-habisan lalu discan persis seperti prosedur di bandara. Lolos proses screening barang bawaan, saya lalu menapakkan diri ke pintu masuk. Agak aneh juga (atau emang saya yang ndeso hehehe), ID card yang tanpa barcode tadi ternyata sudah dilengkapi semacam face detection. Tanpa harus menyodorkan ID card, begitu masuk alat pemindai langsung mengeluarkan gambar wajah dan identitas saya..waaah saya ganteng juga ya ternyata..ha..ha..ha
Begitu berada di dalam BICC, culture shock kumat. Gimana nggak? Saya hampir nggak ngeliat manusia sepantaran karena keliatannya saya paling muda. Selain itu, BICC keliatan crowded banget sama bule-bule yang tampangnya intelek abis, beda banget sama bule yang saya liat di Kuta. Sempet ngerasa juga, ini ga seperti acaranya ADB yang asian tapi malah OECD yang anggotanya lebih banyak Eropa.


Tapi shock itu nggak berjalan lama, saya langsung duduk sejenak menenangkan diri untuk membaca handbook. Yeah, it works. Handbook yang diberikan panitia ADB Annual Meeting sangat membantu. Saya bisa menuju tempat-tempat konferensi dan fasilitas yang ada tanpa nyasar di tengah BICC yang luas banget. Dengan handbook tadi saya bisa nyari tempat-tempat yang cozy buat mengisi pergantian sesi. Tempat favorit saya adalah internet center pastinya,,

Dari 5 hari penyelenggaraan, banyak hal yang saya dapat. Ilmu dan wacana baru tentang pembangunan jelas didapat, tapi saya nggak akan bahas disini karena highlightnya bisa dibaca di situs ADB. Soal miliu internasional, ini yang menarik. Saya sempat berkenalan rekan mahasiswa dari Uzbekistan, Australia, Jepang dan China. Mereka mengajak saya berdiskusi banyak soal pembangunan dan sharing tentang kondisi di masing-masing negara. Dari kesempatan tersebut umumnya mereka memandang positif Indonesia dari sisi ekonomi maupun politik. Saya paling tertarik dengan rekan dari Uzbekistan karena negara ini jarang dibahas di dunia internasional. Ia juga sempat membawa saya ke stand negaranya dan memberikan buku panduan investasi dan pariwisata di negara itu. Waah, kapan ya bisa kesana....

Overall acara ini luar biasa, karena dari segi penyelenggaraan hampir tidak ada cacat. Acara-acara pendukung seperti cultural events yang diselenggarakan di kawasan patung Garuda Wisnu Kencana berjalan menarik karena dihadiri oleh artis sekelas Krisdayanti dan Ita Purnamasari. Penampilan Bapak Anggito Abimanyu (mantan petinggi PT TELKOM yang kini kepala Badan Kebijakan Fiskal Depkeu) sebagai pemain flute sungguh tidak disangka-sangka. Even budaya juga ditampilkan saat pembukaan yang dihadiri oleh Presiden SBY dan presiden ADB Haruhiko Kuroda. Acara tersebut mendapat sambutan hangat dari seluruh peserta.



1 komentar: