
Jakarta nggak pernah nggak macet, faktanya :
- Jumlah perjalanan di Jabodetabek saat ini mendekati 17 juta perjalanan per hari. Dengan jumlah perjalanan sedemikian besar, kecepatan kendaraan rata-rata di Jabodetabek hanya sekitar 34,5 km per jam. Setiap hari lebih daripada 600.000 kendaraan dari Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Bodetabek) berjalan ke pusat kota Jakarta dengan pola perjalanan yang konsentrik radial atau menuju ke tengah kota.
- Perbandingan jumlah kendaraan pribadi dan kendaraan umum adalah 98% kendaraan pribadi dan 2% kendaraan umum. Padahal jumlah orang yang diangkut 2% kendaraan umum lebih banyak dari pada jumlah orang yang diangkut oleh 98% kendaraan pribadi. Dari total 17 juta orang yang melakukan perjalanan setiap hari, kendaraan pribadi hanya mengangkut sekitar 49,7% penumpang. Sedangkan 2% kendaraan umum harus mengangkut sekitar 50,3% penumpang
- Akibatnya jelas. Bappenas menyatakan kerugian akibat kemacetan saja misalnya, secara ekonomi mencapai Rp 9,89 Triliun per tahun. Itu belum termasuk cost akibat kerusakan lingkungan dan subsidi BBM yang meningkat tajam
solusinya.....Nebeng yuk !
Banyak alasan yang menguntungkan untuk melakukan Carpooling atau yang lebih dikenal dengan sebutan nebeng. Kegiatan ini berupa kegiatan berbagi ruang di kendaraan pribadi karena umumnya di Jakarta, satu mobil hanya diisi satu orang dan ini merupakan salah satu sumber masalah kemacetan.
Manfaat yang paling terasa dengan Nebeng adalah menghemat ongkos BBM dan transportasi karena bisa berbagi dengan orang lain. Selain itu karena Carpooling dilakukan bersama orang yang saling kenal, sangat kecil kemungkinan terjadi tindak kriminal. Oleh karena itu para penumpang bisa dengan tenang tidur selama perjalanan. Selain aman, Carpooling bisa lebih nyaman karena pasti duduk. Dan bagi yang harus melewati kawasan three in one, Carpooling bisa menjadi sebuah solusi. Selain bermanfaat bagi yang memberi tebengan maupun penebeng, Carpooling membawa dampak positif bagi lingkungan hidup. Carpooling dapat mengurangi penggunaan kendaraan pribadi apabila para pemilik kendaraan pribadi memutuskan ikut Carpooling. Mengurangi penggunaan kendaraan pribadi akan langsung mengurangi polusi udara. Transportasi merupakan salah satu kegiatan yang menghasilkan gas rumah kaca penyebab pemanasan global sehingga dengan Carpooling, juga mengurangi emisi gas rumah kaca. Pengurangan penggunaan kendaraan pribadi juga membuat kita menghemat persediaan BBM Indonesia yang kian menipis.
Di Jakarta sendiri, kegiatan Carpooling ini telah diwadahi oleh sebuah komunitas yang menamakan diri mereka Komunitas Nebeng. Komunitas Nebeng secara organisasional berada di bawah CV Mitra Utama Niaga dengan direkturnya seorang sarjana teknologi informasi bernama Rudyanto. Komunitas Nebeng adalah kumpulan orang-orang yang berbagi kendaraan dengan tujuan menghemat BBM dan mengurangi kemacetan lalu lintas. Dalam bahasa ilmiah sistem transportasi kegiatan ini biasa disebut dengan Carpooling community. Carpooling ini menggunakan sistem berbasis web dalam situs www.nebeng.com.
Situs tersebut pertama kali diluncurkan ke publik pada tanggal 28 September 2005, tepatnya beberapa hari sebelum kenaikan BBM diumumkan pada tanggal 1 Oktober 2005. Karena harga BBM yang melambung tajam tersebut maka saat itu banyak orang terutama warga Jabodetabek yang mendaftar. Hingga saat ini jumlah jumlah anggota Komunitas Nebeng mendapat antusiasme cukup besar dari masyarakat hingga mencapai 25.000 orang
Komunitas ini tidak ditujukan untuk melarang masyarakat membeli kendaraan pribadi walaupun tiap harinya ada 200 kendaraan baru turun ke jalanan. Di Jakarta, tidak sedikit keluarga yang memiliki jumlah kendaraan dengan jumlah yang sama dengan anggota keluarga tersebut. Komunitas ini berusaha mengkampanyekan pengurangan penggunaanya di jalan.
Bagi mereka yang berminat menjadi anggota komunitas, para calon anggota Komunitas Nebeng mendaftarkan diri masing-masing di situs www.nebeng.com dengan tujuan agar data mereka bisa diakses oleh orang-orang yang ingin berbagi kendaraan dengan jalur yang sama. Situs ini content-nya terbilang sederhana. Ada kolom register, login, dan cari. Semuanya dibagi dua untuk mereka yang mencari tebengan dan memberi tebengan. Setelah mendaftar, pengunjung akan mendapatkan ID untuk masuk ke jaringan. Bagi mereka yang mencari tebengan, akan mendapat informasi tentang orang-orang yang memiliki mobil dan menyediakan tebengan. Begitu pula sebaliknya.
Prosedur pertama adalah melakukan registrasi, para calon anggota bisa memilih jenis keangggotaan apakah akan menjadi penebeng atau pemberi tebengan. Selanjutnya, ada aturan main pendataan yang harus dipenuhi calon anggota seperti larangan pengisian data yang berisi kata-kata yang tidak sopan, SARA, pornografi maupun sejenisnya. Komunitas juga tidak bertanggungjawab atas data yang diisi namun admin selalu akan menghilangkan data-data yang tidak sesuai dengan aturan main.
Setelah mengisi data pribadi para calon anggota harus mengisi keterangan tentang kondisi kendaraannya seperti tipe mobil,tahun mobil, kondisi AC, kondisi jemputan, kondisi antar, kondisi iuran (gratis atau saweran), kondisi rokok (boleh merokok dalam mobil pemberi tebengan atau tidak) bagi pemberi tebengan. Hingga pada step selanjutnya yakni kondisi jam berangkat dan pulang maupun tempat pertemuan. Pada prosesnya komunitas Nebeng kemudian mengadakan verifikasi data. Para pemberi tebengan dan penebeng akan ditemukan kecocokannya oleh komunitas dalam waktu yang tidak bisa ditentukan tergantung kondisi wilayah masing-masing. Setelah jadi member, pengunjung bisa mengakses informasi mengenai nama penumpang dan pemberi tebengan—lengkap dengan jenis kelamin, nomor yang bisa dihubungi, rute tujuan, jenis mobil, hingga penjelasan akan kondisi tertentu. Penjelasan akan kondisi tertentu ini membantu keamanan dan kenyamanan dua belah pihak. Ada orang yang merasa lebih aman dan nyaman jika berbagi kendaraan dengan sesama jenis (kelamin) atau mereka yang berkebiasaan buruk sama, suka merokok sepanjang perjalanan, misalnya.
So, selamat Menebeng!
Diolah dari berbagai sumber dan hasil studi lapangan berjudul 'Peluang Penerapan Carpooling System Sebagai Alternatif Kebijakan Transportasi Kota'
Tidak ada komentar:
Posting Komentar