Kamis, 29 Januari 2009

Jeruk Itu Dari Sektor 22 Gelora Bung Karno

jam 9 pagi, habis nyusurin jalanan jakarta yang isinya Raikkonen dan Rossi semua, kami sampai juga di pintu JHCC Gelora Bung Karno. Tujuannya cuma satu, dapetin tiket pertandingan sepakbola kualifikasi Piala Asia 2011 antara timnas 'merah putih' vs 'the socceroos' Australia. Menurut pengalaman yang lalu-lalu, khususnya waktu Piala Asia di Jakarta, berburu tiket sepakbola ibarat orang mau mudik. Kudu dengan perjuangan tersendiri bahkan kalo perlu nginep di stadion. Tapi hari itu beda banget, kita kecele. Loket dibuka jam 11. Oh God...2 jam ngapain nih?

beruntung di Istora lagi ada Kompas Gramedia Fair, jadi ada pelarian buat ngisi waktu 2 jam. Puas keliling, kita ke ticket box. Kaget setengah mati, penjual tiket yang biasanya pakai seragam atau setidaknya name tag, hari ini nggak beda sama calo. Sempat ragu, jangan2 mereka benar-benar calo. Akhirnya kami ngetes, tanya harga tiket. Harga tiket normal buat VIP Tribun Kehormatan Rp 100.000,-, VIP Rp 75.000, Kelas 1 Rp 50.000, Kelas 2 Rp 30.000,dan Kelas 3 Rp 20.000. Ternyata yang ia jual adalah harga normal, so kami berkesimpulan dia bukan calo. Bukan tanpa alasan kami begitu takut calo, karena sebelum loket dibuka pun kami udah ditawari tiket ! 3 lembar tiket kelas 2 akhirnya kami bayar di ticket box. kelas 2 jadi pilihan karena takut ketemu supporter ganas yang biasanya ngumpul di kelas 3. Walaupun akhirnya kami tengsin juga, karena ternyata supporter yang ganas-ganas itu malah mendominasi kelas 1 :D...
Setelah adzan maghrib, kami kembali ke Senayan. Agak repot juga nyari tempat sholat maghrib dan sempat suuzon dengan panitia (PSSI). jangan-jangan nggak disediain tempat sholat, ya nggak heran lah timnas kita nggak maju-maju. He3, ternyata nggak. begitu masuk gate IX, ada tempat sholat yang walaupun seadanya tapi cukup bersih dan layak.

Selesai sholat, kami bergegas masuk tribun dengan melewati pemeriksaan petugas. Ternyata kami termasuk orang-orang yang membawa barang terlarang yaitu air mineral! si petugas langsung menggasak botol-botol air mineral kami dan memindahkannya ke plastik kecil lalu memberi kami sejumlah pipet. Ha2, sampe segitunya. Tapi wajar, dalam pertandingan sepakbola sekarang anarkisme nggak cuma ngelempar batu tapi dalam mode yang lebih lebay lagi, botol aqua ! uniknya, hal ini udah masuk standar keamanan event-event AFC. Pemeriksaan nggak berhenti di situ, di pintu tribun kami diperiksa lagi. Kali ini pakaian kami dirogoh dan yang dicari adalah korek api! beruntung kami nggak ada yang perokok jadi nggak ada masalah dgn korek api.



07.20 pemain-pemain keluar dari ruang ganti disambut sorak sorai riuh penonton. hati ini berdegup keras, panas-dingin waktu seisi stadion yang berisikan 50.000 kepala itu menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sayangnya, penonton agak nggak respek waktu 'Advance Australian Fair' dinyanyikan. Padahal kalau mereka tahu, menghormati negeri lain itu sama dengan menghormati negeri kita sendiri.

Pertandingan berjalan alot, sampai babak kedua Indonesia praktis cuma bisa menyerang dari sayap kirinya, Elie Aiboy. Sementara Australia tampil cukup dominan walaupun nggak diperkuat skuad eropanya seperti Tim Cahill, Mark Viduka ataupun Mark Schwarzer. Hampir tidak ada wajah pemain Australia yang aku kenal saat itu. Hingga akhirnya di ujung babak kedua, datang puncak kekesalan kami atas kepemimpinan wasit. Budi yang dijegal dengan keras dalam kotak penalti tidak diberikan hadiah penalti. Nggak ada botol aqua, jeruk pun siap dilepaskan. Posisi kami cukup strategis untuk memberi hadiah jeruk hari itu, sektor 22 di tribun bawah! Untungnya, kami masih cukup sadar dan masih ingin pulang ke rumah malam itu. Walaupun kami sempat berlekelakar, kalau kami jadi melempar, setelah ini jeruk pun masuk standar kemananan AFC . Dilarang bawa jeruk ke dalam stadion.




7 komentar:

  1. duh padahal lebih seru kalo lo ngelempar jeruknya ga :p *setanpembisik mode ON

    BalasHapus
  2. nih, bela baca pak guru..tapi lagi speechless, jadi no comment aj..

    BalasHapus
  3. gak suka bola, satu2nya pengalaman nonton bola di stadion waktu masih tinggal di bontang kaltim, waktu itu marching band kami harus jadi pasukan hip hip hura PS PKT yang malam itu melawan.....? *siapa yah?* yang judulnya berakhir dengan kerusuhan, celana gue jadi korban kebrutalan perokok di sebelah gue *LOH?????* so, dari situ jadi semakin males nonton bola.

    saran ajah besok kalau nonton lagi bawa jeruknya 10 kilo, pana lumayan tuh buat nimpuk!!!!!!!!!!

    mampir2 yak.

    BalasHapus
  4. wah pasti seru yah bisa nonton langsung.......
    kapan2 ajak kami dong...hehheeh.............


    salam kenal yah.....

    BalasHapus
  5. thx 4 visiting mai blog yup...
    hahaha..nonton lgsg lebii seruu yow trnyata pak..
    lam kenal juga ya pak....

    BalasHapus